Selasa, 08 Februari 2011

Sepi.

Iya sepi, nggak ada update dari blog-blog yang biasanya aku intip. Si Odrii, lagi sakit. Ampe harus Opname di Rumah Sakit. Pantesan, tiap kali ngintip di blognya, kok nggak ada tulisan baru. At least cerita ttg Band favoritnya, ttg maik yg lagi nyemil film *becanda ya maik, peace* dan beragam cerita yang kadang bikin nyenggir kuda.
Semoga cepat sembuh ya Od,, biar bisa beraktifitas lagi.. Amiin.

Okay, cerita kali ini tentang manner atau sikap kita kepada orang lain. Jadi inget kejadian kemarin, Waktu dr bank BC*. Seperti biasanya bank waktu hari senin, rame buanget. Antrian sampe mengekor, padahal udah injury time tuh. Pas nyampe parkiran, ada seorang bapak berseragam coklat yang naik motor. Yang bikin kesel, itu Bapak naek motor dijalanan yang sempit banget. Udah gitu tiap ada motor yang menghalangi ditabrak. Iya, ditabrak ampe beberapa beberapa kali. Terus ada tanda dilarang masuk, tetep aja nyelonong masuk gitu. Arghhh, nggak bisa baca apa ya?! *gigit2 lidah*

Ini yang bikin aku kadang underestimate sama orang-orang berseragam coklat. Mentang-mentang dia punya jabatan, jadi seenaknya. Tau deh, kalo senin itu bank pasti rame, tau kok kalo situ capek berdiri ngantri, cuma yang capek bukan cuma bapak. Tapi nggak ada yang sekasar bapak dalam bersikap. *menghela nafas*

Mudah-mudahan Bapak baju coklat itu segera sadar, kalo tindakannya bikin mangkel orang lain. Jangan bikin malu seragam yang Bapak pakai. Amiin.

Minggu, 06 Februari 2011

Ayo bantu sesama!

Post kali terinspirasi sama Odrii , yang merasa sedih banget karena nggak bisa membantu ketika kesempatan itu ada. Nyesel? pastinya. Ini kelihatan banget di tulisan Odri selama beberapa post kemudian. Masih kerasa muram dan nggak semangat seperti biasanya. Pdhl ini cewek luar biasa gokilnya, keliatan di setiap postnya yang bikin aku senyum-senyum bahkan ngakak tiap kali suntuk di kantor. Okay, apa sih intinya dari post kali ini? Intinya, setiap orang harus bisa membantu orang lain disetiap kesempatan yang ada.
Caranya? Banyak banget, bisa yang paling sepele lewat duit yang bisa dibilang receh bagi sebagian orang tapi malah berarti banyak untuk orang lain.
Lagi bokek? Okay, pake tenaga deh. Ini juga berarti buat orang lain. Kok bisa? Iya dunk, dengan jadi SUKARELAWAN. Masih banyak dibutuhkan untuk bantuan yang ini. Ini bukan melulu kayak Tim Sar di tempat bencana. Bisa juga jadi tenaga pengajar di sekolah-sekolah buat anak jalanan. Target paling simpel sih, bisa bikin mereka baca tulis aja. Itu jauh lebih penting daripada kamu ngasih kotak makanan yang bakal habis dalam hitungan menit.
Nggak punya duit dan nggak punya waktu buat jadi sukarelawan? Ini juga bisa kok, pake Darah deh. Kok darah? Iya, nyumbang berdasarkan golongan darah. Pernah denger or tau nggak, gimana susahnya nyari darah pas ada sodara kita yang sakit hanya karena stok di PMI kosong. Bayangkan bila itu menimpa kamu, dan nggak ada darah yang siap untuk ditranfusi. Buruan ke PMI, cek, dan sumbangkan setetes darah kamu untuk orang lain. Itu jauh lebih berarti dari segala macam simpati yang kamu tunjukan buat orang lain.
Ini yang terakhir ya, kalo nggak punya duit, nggak punya tenaga, dan nggak punya darah untuk disumbangkan. Mati aja deh,, hehehe.. Enggaklah,, masih bisa nyumbang juga kok. Nyumbang doa. Kok doa? Iya, saat semua usaha kita udah mentok dan nggak ada lagi yang bisa dilakukan. Apalagi yang bisa kita lakukan selain berdoa. Ini nggak kalah penting dari semua usaha diatas. Kembali lagi, manusia hanya bisa berencana tapi TUHAN yang menentukan.
Untuk odrii, jangan sedih lagi ya non,, yuks sama-sama bantu. Semoga tulisan kamu bisa menggugah orang lain juga untuk membantu orang-orang disekitarnya yang lebih membutuhkan.
Foto ini diambil sama habibi temenku, pas pertama ngeliat udah banjir airmata ini. Hiks, cuma dapet dua lembar uang 5000an, tapi bapak tua ini masih semangat. Tetep sehat ya pak, semoga Rahmat dan Rezeki selalu tercurah bagi bapak yang selalu senantiasa berusaha menjalani hidup ini. Terima kasih sudah memberi tamparan halus saat aku hampir menyerah dalam menjalani hidup ini. Terima kasih untuk pelajaran bahwa Hidup ini bukan hanya tentang  bertahan menghadapi badai, tapi juga bagaimana kita tertawa dalam menjalani hidup ini...

To Zaki, aku minta gambarnya ya. Blog kamu keren euy, dan kapan-kapan lagi disambung chat-nya. Tentang angkatan balai pustaka vs angkatan pujangga baru. Tentang Fb yang tidak lagi menyenangkan, bahkan cenderung keras. ^_^ have a nice day everyone!

Delete. Ignore. Block!

Ini tentang bagaimana sikap kita menghadapi komen-komen miring di blog maupun akun kita yg lain. Pernah nggak ngalamin mendapat komen yang nggak enak dilihat, cenderung kasar dan nggak sopan? Aku pernah. Believe me, tangan langsung klik hapus gt aja. Hehehe,, bukannya nggak siap menghadapi pendapat orang lain. Cuma, bener-bener nggak enak dibaca. Malah kesannya nggak berpendidikan tuh yang komen.

Ada seorang teman, sebut saja namanya Si A. Dia sempat bikin status di Fb yang bunyinya, kira-kira seperti ini: kalo ga terima statusnya dikomenin, jangan bikin status, ;p.  Kenapa bikin status seperti itu? Ternyata dia lagi kesel banget. Karena komennya dihapus oleh seorang teman yang laen. Nggak tanggung-tanggung tuh, beberapa komen sekaligus. Hehehe,, entah dengan maksud apa, sampai yang bersangkutan menghapus komen dari Si A. Karena tersinggung? Karena berbeda pendapat dengan yang bersangkutan, atau sebab lain yang bisa menjadi alasan yang masuk akal untuk menghapus sebuah komen di akunnya.

Laen cerita lagi, keesokan harinya. Si B, orang yang menghapus komen Si A. Memasang status balasan, yang kira-kira berbunyi seperti ini: fb ini kan fbku, terserah aku toh mau bikin status model apa. mau misuh kek, kui urusanku! Lagian Fb just for fun!  Aku cuma bisa senyum dan tau kepada siapa status ini ditujukan. Yups, kepada Si A. Hehehehe, dari dua status itu bisa ditarik suatu kesimpulan. Bahwa Si A merasa bahwa setiap orang berhak memberikan pendapatnya dalam hal ini komen kepada orang lain yang menulis status atau tulisan. Apalagi itu adalah wilayah umum yang semua orang bisa membaca, melihat dan menilai. Apakah tulisan/statusnya itu layak mendapat apresiasi lebih baik seperti pujian atau sebaliknya, berupa ejekan maupun celaan. begitu juga sebaliknya, Si B merasa Ia berhak menentukan komen siapa saja dan komen bagaimana yang layak tampil di status maupun tulisannya. Simpel kan? Kamu berhak komen, aku berhak menghapus.

Aku pernah berada di posisi Si A maupun Si B. Jadi ceritanya, pernah suatu kali. Aku melihat seorang teman dekat di tag sebuah foto. Di foto itu kurang pantas dilihat, komenlah aku. Tak berapa lama, ternyata komenku itu dihapus oleh yang bersangkutan. Wew,, rupanya dia merasa komenku itu menyinggung kesenangannya menguplod foto tidak senonoh itu. Dalam hati aku tersenyum puas, iya, meski komenku dihapus. tapi setidaknya komenku itu terbaca olehnya. Dan dia membenarkan atau merasa dia akan kalah ketika komenku itu tetap berada di situ. Nah, ketika diposisi si B. Aku pernah memasang status, beberapa teman dekat komen dengan becanda, tapi sopan. Muncullah seseorang teman yang nggak deket-deket banget. Komen sesuatu yang nggak pantas, cenderung jorok. Reaksiku? Langsung hapus, block user. Emang kesannya kejam ya, cuma aku nggak mau pusing aja. Hilang satu teman yang nggak terlalu dekat nggak akan membuat aku kesepian. Toh, teman yang baik juga nggak akan berkata sesuatu yang nggak pantas kepada temannya sendiri.

Ada seorang teman, yang merasa aku dengan jahatnya memblock dia. Well, aku bukan orang pertama yang melakukan itu semua. Ada 2-3 orang yang lain yang melakukan hal yang sama. Jadi, siapakah yang bermasalah? Aku or Dia? Pikir sendiri deh.
Satu aja pesenku, Just because we're online, doesn't mean we don't have to be polite..