Sabtu, 18 Desember 2010

alat kejut or semprotan merica?

Okay, pasti ada yang bingung sama judul postku kali ini. Ini berawal dari kejadian hampir 3 minggu yang lalu. Begini ceritanya, *atur nafas+minum dulu* berawal dari perjalanan keluar kota dengan memakai angkutan umum. Lebih tepatnya Bus, yang bisa dibilang angkutan umum paling murah setelah kereta api. Biasanya aku jarang banget naik bus, hehehe berhubung nggak dapet tiket travel dan waktunya mepet. Akhirnya dengan terpaksa harus naek bus.
Awalnya perjalanan biasa saja, aku sampai terkantuk-kantuk sangking lelahnya. Hingga orang disebelahku berganti orang laen. Seorang lelaki yang setengah baya dengan dandanan biasa. *nggak terlalu merhatiin sih* Ketika melewati daerah hutan, *ya, perjalanan ini melewati hutan2 pinus* tiba-tiba tangan orang itu menyentuh pundakku (wth?!) Pertama aku biaran deh, nggak mau ge-er, sambil ganti posisi duduk agak maju. Aku udah mulai manyun, ambil hp dan mulai pencet2 nyari sinyal. Duh, orang itu masih aja naroh tangannya dipundakku, sambil ngelus2 gt. Aku udah mau nangis, terus pencet2 hp hubungi mr mayor. Terdengar tanda panggil terus halo, mas aku ntar dijemput ditempat biasa ya. *dengan nada tinggi biar orang sebelah denger* Hohoho, rupanya usahaku berhasil, orang itu pelan2 ngelepas tangannya dari pundakku. Rupanya Mr mayor juga merasa, ada yang aneh dari teleponku. Nggak biasanya aku telepon di perjalanan.
Dengan susah payah, aku sms "mas, ada orang rese'". Sambil terus ngajak ngobrol aku, Mr Mayor berusaha menenangkan aku. Nggak berapa lama, orang itu turun. *setengah menangis aku bilang sama Mr Mayor, orangnya udh pergi mas*. Ketika hampir sampai kota tujuan, aku berdiri dan bapak kondektur sempat bertanya ttg orang tadi *mbak, mbak gpp? saya liat tadi* Aku cm bisa geleng dan nunduk, dalam hati pgn nangis. Kalo bapak tau kenapa bapak diem saja? Ah, sudahlah. Nggak mau memikirkan hal itu lagi. Ketika sampai ditempat tujuan, Aku turun dari Bus dan melihat Mr Mayor berjalan kearahku. Setengah berlari aku berjalan kearah Mr mayor. Asli, kalo nggak ingat itu ditempat umum, udah aku peluk sangking leganya. Aku cuma bisa nangis, nggak bisa ngomong cuma bisa nangis ngejer trs bilang aku pengen makan yg enak! *teteup ya, makan no 1* hehehe..

Pesan Moralnya: siapkan alat untuk beladiri ketika diperjalanan. Bekali diri agar terhindar dari kriminalitas dan pelecehan seksual. Yang aku alami hanya sebagian kecil dari yang biasa terjadi. Untung cuma segitu *amit2 deh nggak minta lebih*, bahkan diluar sana ada yang lebih parah. Bekali diri kalian saudariku, hanya kamu yang bisa menjaga diri kalian sendiri! Go fight!

2 komentar:

  1. Haii Ruri,

    Gaya bahasanya lucuuuu, aku seneng bacanya :).

    Cerita yang harusnya mencekam jadi asoy untuk dibaca ginii :)

    Aku boleh ya mampir kemari lagi sering-sering?

    BalasHapus
  2. hii od,, blh aku panggil itu?
    or mrs maik?
    silahkan dtg kemari,, anytime...
    saling intip ya...
    ^_^

    BalasHapus