Minggu, 06 Februari 2011

Delete. Ignore. Block!

Ini tentang bagaimana sikap kita menghadapi komen-komen miring di blog maupun akun kita yg lain. Pernah nggak ngalamin mendapat komen yang nggak enak dilihat, cenderung kasar dan nggak sopan? Aku pernah. Believe me, tangan langsung klik hapus gt aja. Hehehe,, bukannya nggak siap menghadapi pendapat orang lain. Cuma, bener-bener nggak enak dibaca. Malah kesannya nggak berpendidikan tuh yang komen.

Ada seorang teman, sebut saja namanya Si A. Dia sempat bikin status di Fb yang bunyinya, kira-kira seperti ini: kalo ga terima statusnya dikomenin, jangan bikin status, ;p.  Kenapa bikin status seperti itu? Ternyata dia lagi kesel banget. Karena komennya dihapus oleh seorang teman yang laen. Nggak tanggung-tanggung tuh, beberapa komen sekaligus. Hehehe,, entah dengan maksud apa, sampai yang bersangkutan menghapus komen dari Si A. Karena tersinggung? Karena berbeda pendapat dengan yang bersangkutan, atau sebab lain yang bisa menjadi alasan yang masuk akal untuk menghapus sebuah komen di akunnya.

Laen cerita lagi, keesokan harinya. Si B, orang yang menghapus komen Si A. Memasang status balasan, yang kira-kira berbunyi seperti ini: fb ini kan fbku, terserah aku toh mau bikin status model apa. mau misuh kek, kui urusanku! Lagian Fb just for fun!  Aku cuma bisa senyum dan tau kepada siapa status ini ditujukan. Yups, kepada Si A. Hehehehe, dari dua status itu bisa ditarik suatu kesimpulan. Bahwa Si A merasa bahwa setiap orang berhak memberikan pendapatnya dalam hal ini komen kepada orang lain yang menulis status atau tulisan. Apalagi itu adalah wilayah umum yang semua orang bisa membaca, melihat dan menilai. Apakah tulisan/statusnya itu layak mendapat apresiasi lebih baik seperti pujian atau sebaliknya, berupa ejekan maupun celaan. begitu juga sebaliknya, Si B merasa Ia berhak menentukan komen siapa saja dan komen bagaimana yang layak tampil di status maupun tulisannya. Simpel kan? Kamu berhak komen, aku berhak menghapus.

Aku pernah berada di posisi Si A maupun Si B. Jadi ceritanya, pernah suatu kali. Aku melihat seorang teman dekat di tag sebuah foto. Di foto itu kurang pantas dilihat, komenlah aku. Tak berapa lama, ternyata komenku itu dihapus oleh yang bersangkutan. Wew,, rupanya dia merasa komenku itu menyinggung kesenangannya menguplod foto tidak senonoh itu. Dalam hati aku tersenyum puas, iya, meski komenku dihapus. tapi setidaknya komenku itu terbaca olehnya. Dan dia membenarkan atau merasa dia akan kalah ketika komenku itu tetap berada di situ. Nah, ketika diposisi si B. Aku pernah memasang status, beberapa teman dekat komen dengan becanda, tapi sopan. Muncullah seseorang teman yang nggak deket-deket banget. Komen sesuatu yang nggak pantas, cenderung jorok. Reaksiku? Langsung hapus, block user. Emang kesannya kejam ya, cuma aku nggak mau pusing aja. Hilang satu teman yang nggak terlalu dekat nggak akan membuat aku kesepian. Toh, teman yang baik juga nggak akan berkata sesuatu yang nggak pantas kepada temannya sendiri.

Ada seorang teman, yang merasa aku dengan jahatnya memblock dia. Well, aku bukan orang pertama yang melakukan itu semua. Ada 2-3 orang yang lain yang melakukan hal yang sama. Jadi, siapakah yang bermasalah? Aku or Dia? Pikir sendiri deh.
Satu aja pesenku, Just because we're online, doesn't mean we don't have to be polite..  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar