Iya sepi, nggak ada update dari blog-blog yang biasanya aku intip. Si Odrii, lagi sakit. Ampe harus Opname di Rumah Sakit. Pantesan, tiap kali ngintip di blognya, kok nggak ada tulisan baru. At least cerita ttg Band favoritnya, ttg maik yg lagi nyemil film *becanda ya maik, peace* dan beragam cerita yang kadang bikin nyenggir kuda.
Semoga cepat sembuh ya Od,, biar bisa beraktifitas lagi.. Amiin.
Okay, cerita kali ini tentang manner atau sikap kita kepada orang lain. Jadi inget kejadian kemarin, Waktu dr bank BC*. Seperti biasanya bank waktu hari senin, rame buanget. Antrian sampe mengekor, padahal udah injury time tuh. Pas nyampe parkiran, ada seorang bapak berseragam coklat yang naik motor. Yang bikin kesel, itu Bapak naek motor dijalanan yang sempit banget. Udah gitu tiap ada motor yang menghalangi ditabrak. Iya, ditabrak ampe beberapa beberapa kali. Terus ada tanda dilarang masuk, tetep aja nyelonong masuk gitu. Arghhh, nggak bisa baca apa ya?! *gigit2 lidah*
Ini yang bikin aku kadang underestimate sama orang-orang berseragam coklat. Mentang-mentang dia punya jabatan, jadi seenaknya. Tau deh, kalo senin itu bank pasti rame, tau kok kalo situ capek berdiri ngantri, cuma yang capek bukan cuma bapak. Tapi nggak ada yang sekasar bapak dalam bersikap. *menghela nafas*
Mudah-mudahan Bapak baju coklat itu segera sadar, kalo tindakannya bikin mangkel orang lain. Jangan bikin malu seragam yang Bapak pakai. Amiin.
Selasa, 08 Februari 2011
Minggu, 06 Februari 2011
Ayo bantu sesama!
Post kali terinspirasi sama Odrii , yang merasa sedih banget karena nggak bisa membantu ketika kesempatan itu ada. Nyesel? pastinya. Ini kelihatan banget di tulisan Odri selama beberapa post kemudian. Masih kerasa muram dan nggak semangat seperti biasanya. Pdhl ini cewek luar biasa gokilnya, keliatan di setiap postnya yang bikin aku senyum-senyum bahkan ngakak tiap kali suntuk di kantor. Okay, apa sih intinya dari post kali ini? Intinya, setiap orang harus bisa membantu orang lain disetiap kesempatan yang ada.
Caranya? Banyak banget, bisa yang paling sepele lewat duit yang bisa dibilang receh bagi sebagian orang tapi malah berarti banyak untuk orang lain.
Lagi bokek? Okay, pake tenaga deh. Ini juga berarti buat orang lain. Kok bisa? Iya dunk, dengan jadi SUKARELAWAN. Masih banyak dibutuhkan untuk bantuan yang ini. Ini bukan melulu kayak Tim Sar di tempat bencana. Bisa juga jadi tenaga pengajar di sekolah-sekolah buat anak jalanan. Target paling simpel sih, bisa bikin mereka baca tulis aja. Itu jauh lebih penting daripada kamu ngasih kotak makanan yang bakal habis dalam hitungan menit.
Nggak punya duit dan nggak punya waktu buat jadi sukarelawan? Ini juga bisa kok, pake Darah deh. Kok darah? Iya, nyumbang berdasarkan golongan darah. Pernah denger or tau nggak, gimana susahnya nyari darah pas ada sodara kita yang sakit hanya karena stok di PMI kosong. Bayangkan bila itu menimpa kamu, dan nggak ada darah yang siap untuk ditranfusi. Buruan ke PMI, cek, dan sumbangkan setetes darah kamu untuk orang lain. Itu jauh lebih berarti dari segala macam simpati yang kamu tunjukan buat orang lain.
Ini yang terakhir ya, kalo nggak punya duit, nggak punya tenaga, dan nggak punya darah untuk disumbangkan. Mati aja deh,, hehehe.. Enggaklah,, masih bisa nyumbang juga kok. Nyumbang doa. Kok doa? Iya, saat semua usaha kita udah mentok dan nggak ada lagi yang bisa dilakukan. Apalagi yang bisa kita lakukan selain berdoa. Ini nggak kalah penting dari semua usaha diatas. Kembali lagi, manusia hanya bisa berencana tapi TUHAN yang menentukan.
Untuk odrii, jangan sedih lagi ya non,, yuks sama-sama bantu. Semoga tulisan kamu bisa menggugah orang lain juga untuk membantu orang-orang disekitarnya yang lebih membutuhkan.
Foto ini diambil sama habibi temenku, pas pertama ngeliat udah banjir airmata ini. Hiks, cuma dapet dua lembar uang 5000an, tapi bapak tua ini masih semangat. Tetep sehat ya pak, semoga Rahmat dan Rezeki selalu tercurah bagi bapak yang selalu senantiasa berusaha menjalani hidup ini. Terima kasih sudah memberi tamparan halus saat aku hampir menyerah dalam menjalani hidup ini. Terima kasih untuk pelajaran bahwa Hidup ini bukan hanya tentang bertahan menghadapi badai, tapi juga bagaimana kita tertawa dalam menjalani hidup ini...
To Zaki, aku minta gambarnya ya. Blog kamu keren euy, dan kapan-kapan lagi disambung chat-nya. Tentang angkatan balai pustaka vs angkatan pujangga baru. Tentang Fb yang tidak lagi menyenangkan, bahkan cenderung keras. ^_^ have a nice day everyone!
Delete. Ignore. Block!
Ini tentang bagaimana sikap kita menghadapi komen-komen miring di blog maupun akun kita yg lain. Pernah nggak ngalamin mendapat komen yang nggak enak dilihat, cenderung kasar dan nggak sopan? Aku pernah. Believe me, tangan langsung klik hapus gt aja. Hehehe,, bukannya nggak siap menghadapi pendapat orang lain. Cuma, bener-bener nggak enak dibaca. Malah kesannya nggak berpendidikan tuh yang komen.
Ada seorang teman, sebut saja namanya Si A. Dia sempat bikin status di Fb yang bunyinya, kira-kira seperti ini: kalo ga terima statusnya dikomenin, jangan bikin status, ;p. Kenapa bikin status seperti itu? Ternyata dia lagi kesel banget. Karena komennya dihapus oleh seorang teman yang laen. Nggak tanggung-tanggung tuh, beberapa komen sekaligus. Hehehe,, entah dengan maksud apa, sampai yang bersangkutan menghapus komen dari Si A. Karena tersinggung? Karena berbeda pendapat dengan yang bersangkutan, atau sebab lain yang bisa menjadi alasan yang masuk akal untuk menghapus sebuah komen di akunnya.
Laen cerita lagi, keesokan harinya. Si B, orang yang menghapus komen Si A. Memasang status balasan, yang kira-kira berbunyi seperti ini: fb ini kan fbku, terserah aku toh mau bikin status model apa. mau misuh kek, kui urusanku! Lagian Fb just for fun! Aku cuma bisa senyum dan tau kepada siapa status ini ditujukan. Yups, kepada Si A. Hehehehe, dari dua status itu bisa ditarik suatu kesimpulan. Bahwa Si A merasa bahwa setiap orang berhak memberikan pendapatnya dalam hal ini komen kepada orang lain yang menulis status atau tulisan. Apalagi itu adalah wilayah umum yang semua orang bisa membaca, melihat dan menilai. Apakah tulisan/statusnya itu layak mendapat apresiasi lebih baik seperti pujian atau sebaliknya, berupa ejekan maupun celaan. begitu juga sebaliknya, Si B merasa Ia berhak menentukan komen siapa saja dan komen bagaimana yang layak tampil di status maupun tulisannya. Simpel kan? Kamu berhak komen, aku berhak menghapus.
Aku pernah berada di posisi Si A maupun Si B. Jadi ceritanya, pernah suatu kali. Aku melihat seorang teman dekat di tag sebuah foto. Di foto itu kurang pantas dilihat, komenlah aku. Tak berapa lama, ternyata komenku itu dihapus oleh yang bersangkutan. Wew,, rupanya dia merasa komenku itu menyinggung kesenangannya menguplod foto tidak senonoh itu. Dalam hati aku tersenyum puas, iya, meski komenku dihapus. tapi setidaknya komenku itu terbaca olehnya. Dan dia membenarkan atau merasa dia akan kalah ketika komenku itu tetap berada di situ. Nah, ketika diposisi si B. Aku pernah memasang status, beberapa teman dekat komen dengan becanda, tapi sopan. Muncullah seseorang teman yang nggak deket-deket banget. Komen sesuatu yang nggak pantas, cenderung jorok. Reaksiku? Langsung hapus, block user. Emang kesannya kejam ya, cuma aku nggak mau pusing aja. Hilang satu teman yang nggak terlalu dekat nggak akan membuat aku kesepian. Toh, teman yang baik juga nggak akan berkata sesuatu yang nggak pantas kepada temannya sendiri.
Ada seorang teman, yang merasa aku dengan jahatnya memblock dia. Well, aku bukan orang pertama yang melakukan itu semua. Ada 2-3 orang yang lain yang melakukan hal yang sama. Jadi, siapakah yang bermasalah? Aku or Dia? Pikir sendiri deh.
Satu aja pesenku, Just because we're online, doesn't mean we don't have to be polite..
Minggu, 23 Januari 2011
Menikah itu bukan Lomba lari
Okay, aku sejak lama pengen nulis tentang ini. Hehehe, cuma masih bisa ditahan ya cuma disimpan didalam hati. Kenapa sekarang pengen nulis? Ya karena ada yang menyinggung dan perlu juga sesekali mengungkapkan perasaan. Jadi begini ceritanya, ada seseorang yang bertanya melalui chat singkat disuatu situs jejaring sosial. Pertama sih biasa, nanya basa basi pkbr? sibuk apa? dll. Jawabanku pun singkat-singkat saja. Karena males meladeni lebih jauh. Hingga tiba pertanyaan, km kpn nikah? Keburu tua lho?! Hehehehe.. *iya, bnran smbil ketawa, sadis nggak tuh?* Belum, bukannya nggak..Doain aja, ini juga masih nabung, jawabku dengan sopan. Eh, dianya malah ngomong lagi. Kali ini dengan membandingkan dengan dirinya, Masak kalah sama Aku?! *pengen mbacok ga sih?* Hehehe, Menikah bukan lomba lari, yang menang yang lebih dulu. Menikah lebih dulu juga belum tentu lebih baik, lebih bahagia, jawabku tetep dengan sopan.*kena deh* Dia? Diem trs baru jawab, alhamdulillah aku bahagia. Hahaha, bahagia itu relatif non, aku begini juga bahagia. So? Jalani saja kehidupanmu tanpa harus sok peduli dengan kehidupan orang lain yang bukan urusanmu.
Sepenggal chat itu membuat aku berfikir dalam. Bahwa apa yang menjadi pilihan hidup seseorang bukanlah urusan orang lain. Aku punya pandangan lain tentang pernikahan itu sendiri. Bahwa seseorang menikah itu bukanlah sebuah arti orang itu sudah lulus dengan nilai memuaskan. Bukan. Tapi itu justru awal babak yang baru, dimana orang itu mau berkompromi dan menekan ego demi menyatukan kedua kepala dalam menjalani hidup. Aku pernah melihat dan tahu seseorang yang menikah bukan karena mereka ingin menikah, tetapi harus menikah(Married By accident). Tanpa perayaan hanya menikah dirumah dan hanya dihadiri keluarga inti tanpa ada mahar dan seserahan lainnya. Bagaimana pernikahannya kini? Tetep solid menginjak tahun keempat, dengan anak yang memasuki play group. Apakah itu bisa dibilang lebih baik? Apakah itu yang menjadikan mereka layak menjadi contoh? Atau seorang teman yang menikah karena memang ingin dan siap menikah dengan pesta dan perayaan meriah, tapi kandas di tahun pertama pernikahannya. Membuat temanku itu menjadi Ibu sekaligus single fighter dihari kelahiran anaknya. Apakah itu membuat dia menjadi Ibu yang buruk? Hanya karena Ia gagal mempertahankan rumah tangganya.
Kesimpulanku, bahwa menikah dengan atau tanpa rencana, semua membutuhkan kesiapan mental. Kenapa? Karena akan banyak penilaian mengenai ini itu yang selalu saja datang tanpa kita duga.Seperti pertanyaan pertanyaan usil yang bikin panas telinga. Lempeng aja wes, kalo nyolot ya baru dikerasin. Hehehe...
Aku bukannya nggak memikirkan tentang menikah, tapi sedang berusaha kearah sana. Ini hanya masalah waktu.
Good night everyone.. Have a nice dream... ^_^
PS: aku nggak segalak itu kok... hehehe... *ini gara-gara status di ym yg senggol bacok, semua jd ngira aku galak* hehehe... peace..
Minggu, 16 Januari 2011
Rambut itu tajam
Hola,, pasti mikir ya. Apa maksudnya posting kali ini. Nggak ada apa-apa sih, cuma pengen cerita kejadian hari ini. Seperti biasa, hari minggu ini diisi dengan bersih2, nonton kartun dan perawatan. Weks?! Kaget ya? Hehehe, tenang, cuma ngasih lidah buaya ke rambut kok. *biar tumbuh kayak hutan* Terus langsung dicuci dan dibilas, *baca: keramas*. Nah, waktu nyuci ini, kok tangan jadi terasa perih gt. Pas ngeliat lagi, haduh beneran sobek. Aku bingung banget, kok bisa ya? Padahal tadi waktu ngasih lidah buaya ke kepala juga nggak kenapa-kenapa. Lama mikir sambil inget-inget. Ternyata baru nyadar kalo rambutku itu yang bikin sobek tanganku. Kok bisa? Iya, jadi waktu membilas rambut, tanganku nggak sengaja tergores rambut. Percaya nggak percaya sih, tapi beneran kejadian.
Jadi inget waktu maen sama keponakan, namanya cello. Dia maenin rambutku, dan mbah buyut bilang kalo nggak boleh, nanti tangannya luka. Waktu itu, aku dan mamanya cello masih ketawa2 aja. Lha wong cuma rambut, bukan pisau. Hehehe, sekarang percaya deh. Kuwalat kalo orang jawa bilang, masih untung sobeknya nggak dalem. Fiuh,,, maaf ya, ini posting nggak penting. Nyampah aja, tapi, semoga aja berguna buat orang lain...
NB: Barangkali ada yang ingin bikin jarkon buat iklan rambut, bisa dibikin rambut panjang dan indah tapi juga bisa buat senjata. *adegan action dan ngibasin rambut yang bikin semua musuh menyerah karena kena codet dimuka* Hehehe, just kidding.. ^_^
Sabtu, 15 Januari 2011
Propose?
Ada yang tau bagaimana rasanya dilamar atau melamar?
Bagaimana dengan yg belum pernah, adakah bayangan tentang bagaimana cara kekasih Anda melamar? *ini bwt cewek ya*
Bagaimana dengan ide-ide kreatif Anda ketika melamar kekasih hati Anda? *ini bwt cowok tentunya*
Aku selalu terbayang film The Proposal, dan mulai menghayal bagaimana cara seseorang melamar saya nanti. Hehehe, boleh dong ngayal dikit.. Pengen tau aja sih, sampai sejauh mana ide-ide kaum Adam dalam mengeluarkan isi hatinya, meminta seorang wanita untuk menjadi istrinya, Ibu dari anak-anaknya. *halah*.
Ada yang tahu film Bride Wars? Ada suatu adegan ketika Feltcher melamar Emma dengan memasukkan cincin kedalam kue keberuntungan. Yups, itu didalam film, di manhattan city. Bayangkan bila itu ada di Indonesia, kue keberuntungan diganti dengan kue bola salju, atau malah yg lebih tradisional macam kue klepon, onde-onde dll *smakin aneh ngayalnya*.
Yang ingin aku bahas disini, adalah reaksi si wanita ketika proses melamar itu terjadi. Hei, kami juga nggak kalah gugupnya ya.. Bukan cuma yang lagi berlutut saja yang gugup. *ngelirik para lelaki*. Banyak hal yang menjadi pertimbangan dalam adegan lamar melamar ini. Misalnya, apakah wanita ini siap ketika dilamar? Atau malah sangat berharap dengan isi kotak yang dibawa pelamar. *smile devil* Hehehe, ada satu kejadian lucu, ketika ada seseorang lelaki melamar gadis idamannya. Disuatu malam, diluar dugaan si wanita, kekasihnya melamarnya. Reaksinya? Kaget? Pastinya, hingga tercetus kata-kata yg bikin ngakak. Ingin tau? Lihat gambar berikut ini.
See? Nggak bisa ngomong lagi aku. Yang jelas si lelaki tertawa entah karena lega atau memang gemas dengan jawaban sang wanita. Hehehe, based on true story.Pesan Moral: Buat para wanita, persiapan mental dan jawabannya, bila peristiwa ini terjadi pada Anda.
Untuk para pria, pikirkan cara dan waktu yang tepat, hehehe, kejadian ini akan diingat seumur hidup..
Show to the world.
Kamis, 13 Januari 2011
Penting Nggak Penting
Hai,, hehehe.. lama ya nggak ngepost. Kangen benernya, cm kemarin2 tepar dihajar flu *lebay*. Sejujurnya sih, lagi ngedit beberapa print screen dari status di FB. Kenapa? Yups, nggak semua orang bisa melihat profile Fbku. *sok penting* Hehehe, cos ada beberapa status dr FB yang menurut aku lumayan lucu, menghibur lebih tepatnya.
Jadi gini, aku tuh suka bikin status tentang orang-orang disekitarku, atau apapun yang aku dengar baik itu dari TV or percakapan disekitarku. Sebagian besar sih, bikin ngakak, konyol bahkan bikin geregetan. Ada yang pernah tau ttg Nguping jakarta? Atau bahkan suka baca blog itu? *toss dulu* Sama, aku juga suka. Bahkan sampe dibela-belain ngirim dialog ke imel nguping jakarta. *silly, i knew* Padahal nggak pernah dimuat, entah karena nggak lucu or karena aku bukan domisili Jakarta. *yaeyalah namanya juga nguping jakarta*. *maafkan tutur bahasaku yang semburat ya*
Buat yang pengen tau, silahkan buka di sini.
Okay, langsung aja, ini statusnya.
Bayangkan bagaimana aku berusaha keras menahan tawa, membayangkan betapa Buah Naga itu mengalami krisis identitas diri *buah naganya nyiapin buntelan mau minggat*. Aku tau, menguping itu nggak sopan. Tapi asli, aku juga nggak sengaja. Sang suami nggak mau terlihat bodoh didepan sang istri. Wajar sih, cuma jauh banget dari buah naga sampe ke buah kuldi. hehehe... Semoga nggak ada yg tersinggung dgn postku kali ini. No sara everyone,, peace...
NB: maaf kalo ada campuran bahasa jawa disetiap printscreen statusku ya.. maklum, jawa medhok ini...
Langganan:
Postingan (Atom)